The Woman Who Has a 'Lazuardi' In Her Heart

cw // mature contents. Explicit mention of sexual activity

Please be wise!

14 Februari 2022.

Sudah tiga puluh menit Vallerie berdiri di balkon kamar hotelnya dengan satu gelas wine di tangan kanannya. Hiruk pikuk kota Jakarta ia perhatikan dari atas sana. Pukul sebelas lebih empat puluh lima. Sudah hampir di penghujung hari di tanggal empat belas Februari ini. Vallerie menghabiskan dua puluh empat jam dengan penuh sukacita dan kebahagiaan. Dari tiap-tiap tahun yang ia lewatkan pada tanggal kelahirannya, tidak ada yang lebih membahagiakan daripada tahun ini. Meski banyak yang bilang hari ini adalah hari kasih sayang, namun Vallerie baru benar-benar merasakan kasih sayang tepat pada tahun 2022 ini. Lebih tepatnya karena ia menghabiskan malam ulang tahunnya bersama Haidan.

Sebab ia dapat merasakan segala bentuk cinta yang Haidan berikan.

Sebab ada kehadiran Haidan di sepanjang harinya.

Sebab ada Haidan yang menjadi alasan senyum di bibirnya terpatri sepanjang malam.

Dinginnya angin malam menusuk memasuki pori-pori kulit Vallerie yang tak tertutupi kain pun ia hiraukan. Terkadang membuat anak-anak rambutnya bebas berterbangan. Sedikit bergidik Vallerie mengusap lengan polosnya sejenak. Ia teguk sisa cairan berwarna merah pekat yang memabukkan pada gelasnya guna menyalurkan kehangatan sesaat.

Vallerie tersadar tatkala jemari kekar Haidan Mengusap lembut bahu Vallerie yang terbuka. Ia menggeliat kala ia rasakan kecupan ringan yang mendarat pada bahunya. Haidan mengusap kulit Vallerie lembut, dimulai dari atas bahu lalu turun menuju lengannya dan berakhir membawa kedua jemari perempuannya untuk ia genggam. Haidan menuntun jemari Vallerie ke depan perut gadis itu. Ia lingkarkan kedua tangannya pada pinggang Vallerie sambil menggenggam tangan perempuannya. Haidan jatuhkan dagunya pada bahu Vallerie, menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang membuat candu itu.

It's such a beautiful night.”

Vallerie berucap tanpa menatap Haidan yang berada di belakangnya. Ia sandarkan kepalanya pada dada bidang Haidan. Dirinya tersenyum tatkala mendengar samar-samar lantunan lagu dari Cigarettes After Sex yang masih terputar dari dalam kamar mereka.

Are you happy?

Haidan melemparkan sebuah pertanyaan kala rengkuhannya semakin erat pada Vallerie.

Gadis itu mengangguk dalam rengkuhannya, ia menyunggingkan senyum tanpa sepengetahuan Haidan.

Vallerie kemudian berbalik, menatap Haidan. Tak ada jarak diantara mereka. Hal itu semakin memudahkan Vallerie untuk menjatuhkan seluruh atensi pada lelaki itu. Ia bawa tangannya mengusap rahang Haidan dan berlanjut menuju leher belakang kekasihnya.

A beautiful night with beautiful girlfriend, it's such an honor for me.

Vallerie terkekeh mendengar kalimat klise yang keluar dari mulut sang kekasih. “So cheesy.

Haidan ikut terkekeh, tangannya yang masih melingkar pada pinggang Vallerie ia gerakan. Membuat tubuh perempuannya semakin tak berjarak dengan tubuhnya.

“Dingin nggak?”

Vallerie mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Haidan. Lantas Haidan dekatkan wajahnya pada Vallerie lalu membisikan sesuatu yang berhasil membuat kupu-kupu di perut Vallerie seakan berterbangan.

Let me give warmth to you.

Lantas labium Haidan mendarat di labium merah muda milik Vallerie. Memberikan satu cumbuan gagah. Perlakuannya lembut dan penuh cinta, membuat Vallerie seakan terbang ke awan-awan.

Benar, bibir lembut Haidan seolah menyalurkan kehangatan yang menjalar pada tubuh Vallerie.

Mata Haidan memperhatikan presensi sang kekasih dengan lamat di tengah pertautan labium mereka. Mengabsen semua yang indah pada Vallerie yang masih memejam.

Lelaki itu meraih tengkuk sang kekasih untuk ia perdalam tautannya. Ia lumat labium sang puan dengan lembut tak menuntut. Rasa manis wine yang tersisa pada Vallerie semakin menambah kesan manis pada bibirnya.

Vallerie tak ingin kalah, ia kalungkan lengannya pada leher lelakinya. Mengusap leher belakang Haidan hingga rambut belakang sang kekasih guna menyalurkan segala yang ia rasa. Haidan meremang, leher belakangnya adalah salah satu kelemahan laki-laki itu. Perasaan hangat kian menjalar, entah karena efek wine yang baru saja ia minum atau karena bibir sang lelaki yang kini telah melumat lembut miliknya.

Vallerie mendorong pelan dada Haidan sebagai tanda ia mulai kehabisan napas. Haidan melepaskan tautannya. Ia tatap presensi Vallerie dari dekat, mengusap anak-anak rambut yang hampir menutupi wajah cantiknya.

Sungguh, bagi lelaki itu tidak ada hal yang paling indah di dunia selain perempuannya.

Vallerie balik menatap Haidan lamat, ia absen seluruh bagian indah dari tiap-tiap sisi wajah Haidan. Seketika raut mukanya berubah sendu, satu helaan napas pelan keluar dari mulutnya. “Gimana jadinya aku kalo nggak ada kamu, Dan?”

Haidan terenyuh mendengar penuturan Vallerie, “Aku pergi cuma sebentar.”

Vallerie menghela napas lagi. Tangannya dituntun Haidan untuk masuk ke dalam ruangan mereka. Lantunan Sweet milik Cigarettes After Sex semakin jelas terdengar oleh gendang telinganya.

Haidan mengambil tempat di sisi ranjang, ia tuntun Vallerie untuk duduk di pangkuannya. Lantunan lembut lagu yang masih terputar membuat suasana semakin mendukung. Vallerie membawa tubuhnya untuk masuk ke dalam pelukan Haidan. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Haidan. Tangan Haidan seduktif mengusap punggung Vallerie yang terbuka, menyalurkan segala nyaman yang ia punya untuk perempuannya.

Should I postpone it?

Satu pertanyaan keluar dari bibir Haidan. Terus terang, ia juga tidak tahu apa jadinya jika tidak ada Vallerie dalam hari-harinya. Vallerie menatap Haidan tak percaya, dia menggeleng tegas. ”Nggak boleh. Aku marah kalo kamu tunda KP cuma karena aku.”

Just give me a warm and cozy night. For tomorrow and after that day before you leave, you should have to stay with me. Can you?

Permintaan Vallerie lantas membuat bibir Haidan tertarik ke atas, ia sunggingkan senyum menawan miliknya di hadapannya Vallerie. Tangan Haidan terangkat mengusap lembut rambut hitam Vallerie dan menyelipkannya pada belakang telinga kekasihnya.

Should we make something fun tonight?

Ada sarat menggoda dalam kalimat yang Haidan lontarkan. Tubuh Vallerie diam-diam meremang kala sentuhan tangan Haidan pada punggungnya bergerak menjadi lebih sensual. Napasnya tertahan. Ia tangkup rahang Haidan, mengusapnya pelan dan merambat menuju bibir lalu naik menuju hidung mancung sang lelaki.

How can God create something beautiful like you?” bisik Vallerie. Haidan tersenyum ia dekatkan tubuh Vallerie padanya, “You're the most beautiful creation of God.

Then Vallerie kissed all sides of Haidan's face. his eyes, his nose, and all the moles that seems like the constellation on his left cheek, she ended up kissing Haidan's lips gently. Vallerie feel like have a excitement that make she braver to kiss him first. Maybe because there was wine effect inside her or the atmosphere seems like approving them to doing more things.

Haidan semakin mengungkung tubuh Vallerie di pangkuannya. Ia terpejam, merasakan dengan seksama bagaimana lembutnya labium sang kekasih pada setiap incinya.

Kini cumbuan mereka kian menuntut. Ada hasrat yang tertahan di antara keduanya yang tak mereka lepaskan. Mereka di ambang kewarasan akibat tautannya dan efek alkohol yang kian mengalir bersama dengan aliran darah mereka.

Haidan lays down Vallerie on the bed. He put Vallerie under him. Then he kissed her slowly. Mata mereka bertemu. Manik mata Haidan menggelap seakan menahan hasrat di dalam diri. Vallerie bit her lower lip, trying to hold her heartbeat fast.

Can we do more?

Haidan whispered. She has a fizz, she felt heat spreading all over her body. It's her first time to feel this emotion.

Do more. I'm all yours Haidan.

Lantas lelaki itu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Vallerie. Menghirup dalam-dalam aroma vanilla dari tubuh Vallerie, candu. Vallerie melenguh tertahan tatkala ia merasa benda kenyal menyapa lehernya seduktif, menjajahi seluruh permukaan leher putihnya.

Haidan sucks Vallerie's neck more seductively, he make a kiss marks on it. Vallerie held back her moan. She looked up, giving access to Haidan's lips to doing more. “You can moan Vall.” Then Vallerie moaned shamelessly.

Kecupan Haidan semakin turun menuju collarbone Vallerie. Haidan licks her collarbone and further down. Tangan kiri Haidan bergerilya mencari tali penyangga gaun Vallerie. Ia turunkan tali itu perlahan dari bahu perempuannya. Vallerie kembali menggigit bibir bawahnya sedikit lebih keras. Ia menahan desahannya sekuat tenaga. Tubuhnya meremang, suhu dingin di ruangan sudah tidak bisa Vallerie rasakan lagi.

Don’t bite your lips, Vallerie. It’s my job.” Haidan kembali menyambar bibir Vallerie dengan gerakan impulsif, ia sesap bibir mungil itu bak kumbang yang tengah menghisap sari bunganya. Vallerie melenguh tertahan. Haidan menelusupkan tangannya pada punggung Vallerie berusaha melepaskan tali pada gaunnya yang mengikat. Melonggarkan ikatannya untuk bisa menjamah lebih leluasa.

Kecupan Haidan kian turun menuju dada Vallerie. Silk Dress hitam yang Vallerie kenakan mulai turun. Memperlihatkan strapless bra yang melekat pada dadanya. Haidan semakin menurunkan gaun itu perlahan, ia menatap Vallerie mencari validasi atas perbuatannya.

Vallerie, let me know if you want me to stop in here.

Vallerie menatap Haidan dengan napasnya yang berat. Ia raih rahang Haidan untuk dikecupnya singkat, “Do it. Finish what you have started.

Lantas Haidan mengusap wajah Vallerie lembut, “You sure? I won't stop after this.

Vallerie mengangguk yakin. Memang benar. Karena itu adalah Haidan, maka ia memutuskan untuk menjatuhkan dirinya sejatuh-jatuhnya pada Haidan. Ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh dirinya pada Haidan. Ia memutuskan untuk memusatkan segala semestanya pada Haidan.

Lantas Haidan kembali menyambar labium merah muda Vallerie, mencumbunya dengan lembut namun menuntut. Sama seperti Vallerie, Haidan akan menjadikan Vallerie sebagai semestanya pula, Haidan telah menjadikan Vallerie sebagai rumah dan tempatnya pulang.

I’ll really be yours after this, Vallerie.” ucap Haidan tatkala melepaskan tautannya pada Vallerie.

I’m already yours too.” bisik Vallerie tepat pada telinga Haidan.

Haidan bangkit dari tubuh Vallerie. Ia setengah berdiri menggunakan lututnya sebagai tumpuan, dengan Vallerie yang berada pada tengah-tengah kakinya. Laki-laki itu melepaskan satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan tanpa sedetikpun mengalihkan tatapannya pada sang puan yang berada di bawahnya.

Degup jantung Vallerie kian berpacu, wajahnya memerah tatkala melihat perbuatan Haidan dari bawah.

Haidan membuka kemeja putihnya hingga memperlihatkan leher jenjangnya dengan kalung perak yang melingkar serta tubuh atletisnya. Diam-diam tangan Vallerie meremat sprei putih di sebelahnya. Menatap tubuh bagian atas Haidan yang polos membuat suhu tubuhnya kembali meningkat, pikirannya berlarian membayangkan hal tak senonoh yang akan ia lakukan beberapa jam kedepan. Hampir lupa lelaki itu melepaskan jam tangan mahal yang melingkar pada tangan kirinya dan menaruh jam itu di nakas dengan hati-hati. Kini yang tersisa hanya celana panjang dan kalung yang melingkar gagah pada leher polos Haidan.

Haidan look so sexy with or without his shirt and he get a plus point with his necklace around his neck.

Haidan, You’re sexy and so provocative when i see you from down here.” Kemudian Haidan tatap Vallerie lagi dengan senyum miringnya.

How about what if I'm doing like this?

Ia mendekatkan wajahnya pada dada Vallerie. Ia lepas strapless bra yang masih menempel pada buah dada Vallerie dengan lidahnya. Vallerie melenguh, Haidan memberikan kecupan-kecupan ringan di atas buah dada Vallerie dan semakin lama semakin menuntut. Labiumnya kembali bergerilya pada tubuh Vallerie. Memberikan sensasi yang belum pernah gadis itu dapatkan sebelumnya. Vallerie mendongak, melenguh manja kala merasakan lidah Haidan menyapu leher dan dadanya.

You're the sexiness—ah.

Vallerie menyambar surai Haidan dan meremasnya, menuntut Haidan untuk memperdalam cumbuannya dan menyalurkan segala yang ia rasakan. Bukan hanya kupu-kupu yang berada di perutnya yang seakan ingin meledak keluar, namun dari bawah sana Vallerie merasakan kedutan hebat kala pusat tubuhnya memproduksi lendir berlebih.

Kecupannya semakin menuntut dan turun, membuat Vallerie tidak berhenti mengalunkan erangan dan lenguhan yang laksana lantunan nada indah bagi Haidan. Bahkan, seindah-indahnya lantunan milik band kesukaannya yang masih terputar saat ini, pun kalah oleh suara indah dari lenguh dan desah dari seorang Vallerie Haidee.

Haidan menarik Silk dress Vallerie yang menghalangi. Vallerie is already naked now. Haidan terdiam sesaat kala ia melihat sesuatu berwarna biru di bawah dada kiri kekasihnya. Sesuatu yang seperti terukir membentuk suatu berlian kecil berwarna biru menghiasi kulit putih Vallerie.

Vall, your tattoo—

Haidan tak melanjutkan kalimatnya, ia usap lembut ukiran berlian itu.

Prettiest tattoo i’ve ever seen.

Tato milik Vallerie, yang gadis itu serukan terletak di sisi tersembunyi pada bagian tubuhnya kini Haidan dapat melihatnya. Tepat di antara buah dadanya. Seakan terletak tepat di jantung sang puan. Tato kecil berbentuk berlian biru itu bersarang, terukir indah di atas kulit putih perempuannya. Degup jantung Haidan berpacu cepat kala tangannya mengusap tato Vallerie seduktif. Ia tahu betul makna dari tato yang terukir pada Vallerie.

Dirinya. Vallerie mengukir dirinya tepat di jantung perempuan itu.

Itu berarti Vallerie akan membawa Haidan kemanapun ia melangkah, menjadikan Haidan sebagai bagian dari irama degupnya. Menjadikan Haidan sebagai pemilik dari hatinya.

My tattoo means—

Belum selesai Vallerie melanjutkan kalimatnya, Haidan sambar bibir sang gadis. Ia sesap bibir Vallerie lebih dalam. Lidahnya bermain pada rongga mulut Vallerie, mengeksplor segala yang ada di dalamnya. Kadang mereka saling membelit dan menginvasi satu sama lain. Tangan Haidan masih mengusap tato Vallerie di bawah sana dengan seduktif.

Laki-laki itu seperti kehilangan akal, ia sudah hilang kewarasan. Vallerie adalah satu-satunya sebab kewarasannya hilang. Vallerie dengan segala pikirannya. Vallerie dengan segala kejutannya. Vallerie dengan setiap inci tubuhnya yang siap laki-laki itu jamah tanpa henti. Vallerie dengan lenguhan manjanya yang tertahan.

Kecupan bibir Haidan kembali turun di antara dada Vallerie, ia kecup ukiran berlian biru di antara buah dada Vallerie ringan namun berulang-ulang, and sometimes he also lick her tattoo. Make Vallerie limps because of it.

Haidan semakin turun kebawah menuju perut bagian bawah Vallerie, gadis itu menggeliat menjauh jamahan Haidan. Ia sapa pusat tubuh Vallerie yang masih berbalut satu-satunya kain yang tersisa dengan usapan lembut kedua jarinya. Kedua kaki Vallerie menukik seakan memberikan akses lebih untuk Haidan. Haidan belai mesra paha dalam Vallerie lalu mengecupnya berulang-ulang sebelum ia layangkan kecupannya pada inti tubuh Vallerie. Ia lepaskan satu-satunya kain yang tersisa dan membuangnya sembarang.

Haidan realized that Vallerie is already wet. His tongue began to play on Vallerie's hole. He explore her snacht use his tongue. He licked her clit carefully. Vallerie moaning, fizz long and progressively pressing Haidan's head to give a deeper licks to her hole. His hand slowly rub her clit with a swipe and twist.

“Haidan ... Haidan ....”

Vallerie melenguhkan namanya berulang-ulang, bergerak gusar seakan menjauhi Haidan.

I licked it, so it’s mine,said Haidan with his heavy voice.

Ah, Haidan. Jika memang ini sisi lain dari dirimu, tolong jangan terlalu liar, karena Vallerie hampir gila dibuatnya.

Vallerie groan desperately. There's something going to get out while she obviously want more and more.

Fuck, Haidan it’s coming.

Haidan hastened his lick on her hole, his thumb rubbed the Valerie clit seductively. Help his girl to reach out quickly.

Ah, Haidan.

Sampai pada akhirnya Vallerie melenguh panjang saat cairan bening keluar dari pusat tubuhnya hingga mengenai wajah Haidan. Tubuhnya mengejang dan bergetar hebat. Vallerie terengah, dadanya naik turun beraturan.

Haidan you’re crazy.

Haidan, Haidan. Tolong jangan biarkan perempuan lain melihat sisi dirimu yang ini. Vallerie tidak rela, ia tidak akan rela berbagi perihal kamu dengan siapapun. Ia tidak rela orang lain mengetahui bagian versi dirimu yang seperti ini. Biarlah ini menjadi rahasiamu dan Vallerie, ya?

Enjoy it?” Haidan merangkak naik, menatap Vallerie yang masih terengah. Gadis itu mengangguk di tengah-tengah nafasnya yang masih memburu.

I’m sorry, your face—” Ucapan Vallerie terhenti kala Haidan menyambar bibirnya lagi cepat, membungkam gadis itu agar tak mengatakan apapun.

It’s okay, I enjoyed it.

Haidan you're a totally insane and reliable player.

Haidan bangkit menjauh dari Vallerie, ia mencari sesuatu di dompetnya. Satu buah bungkus foil lateks yang sempat ia selipkan kini ia dapatkan. Haidan melepas ikat pinggangnya, melonggarkan celananya sebelum ia lepaskan.

Vallerie terperangah saat mendapati Haidan memiliki satu bungkus pengaman dari dalam dompetnya, “Kamu dapet itu dari mana?”

“Ya, beli.” jawab Haidan sekenanya.

Haidan lowered his pants, and took them off. Now they're both fully naked. Vallerie swallowed a rough spit when she saw Haidan's down there.

“Y-ya maksudnya kok bisa beli? Kapan? Kamu … kamu emang udah siapin ini semua ya?”

Vallerie tergagap saat melontarkan berbagai macam pertanyaan kepada kekasihnya itu. Haidan tersenyum memandang tubuh polos Vallerie yang masih terbaring di kasur. Tak memperdulikan Vallerie yang tergugup karena ulahnya, dan kembali melanjutkan kegiatannya membuka kemasan lateks pengaman di tangannya dan memasangkannya pada pusat tubuhnya dengan enteng. Haidan seakan tidak merasakan kegugupan sama sekali seperti sudah biasa melakukannya. Ia berjalan mendekati kekasihnya dan mengecup dahinya dalam.

I am.” jawabnya enteng.

Vallerie sangsi, ia menjauh dari jangkauan Haidan dan menatapnya sebelum melontarkan satu pertanyaan yang membuat Haidan terkekeh. “Jujur sama aku, kamu pernah ngelakuin sama siapa aja?”

This is my first time, Vallerie,” jawab Haidan gemas. Vallerie mengerjap tak percaya.

“Bohong gak? Kok kayak udah pro banget,” gumam Vallerie membuat Haidan terkikik geli. Ia usap rambut Vallerie gemas.

This is my first time, and you will be the first and the last.

Ah, Haidan apakah ini kamu yang sebenarnya? Kenapa kamu berubah begitu banyak. Membuat kadar kewarasan Vallerie semakin turun drastis saja.

Haidan kembali mengungkung tubuh Vallerie dibawahnya, membawa tangan gadis itu untuk ia sampirkan pada bahunya. Menatap sang gadis dengan mata sayunya, “Ready?

Vallerie mengangkat satu alisnya tak mengerti, lantas raut mukanya bersemu merah kala mendengar ucapan yang Haidan lontarkan selanjutnya. “I’ll gonna ride you to heaven.

Dengan seduktif Haidan kembali menginvasi labium Vallerie, melumat dan menyesapnya dalam-dalam. Menuntut namun masih lembut dalam waktu yang bersamaan, Vallerie melenguh kala ia rasakan tangan Haidan kembali bergerilya pada tubuhnya, merambat ke punggung, buah dada, dan berakhir di perutnya. Haidan berikan usapan sensual selama tautannya, membuat Vallerie hampir gila dan terbang di saat yang bersamaan.

Darahnya berdesir hebat saat ia rasakan tubuh polosnya bergesekan dengan tubuh polos Haidan. Vallerie memeluk Haidan memintanya untuk memperdalam cumbuannya, hingga ia rasakan rasa dingin kalung perak Haidan yang melingkar di leher jenjangnya. Pusat tubuhnya di bawah sana kembali basah saat bergesekan dengan milik Haidan.

“Vallerie.” Haidan memanggil Vallerie dengan suara beratnya, ia mengusap paha Vallerie dengan seduktif sebelum melanjutkan kata-katanya.

Tell me if I hurt you, Okay?

I’m afraid,” jawab Vallerie pelan, ini juga pertama kali baginya. Tangan kiri Haidan mengusap pipi Vallerie memberikan ketenangan, sementara tangan kirinya masih setia bertengger pada paha gadis itu.

I’ll slowly,” jawab Haidan.

Ia mengecup kening Vallerie, turun menuju hidung mungilnya dan berakhir menyesap bibir merah mudanya. Vallerie merintih tertahan tatkala ia merasakan sesuatu dibawah sana seakan membelah tubuhnya. Tangannya meremat erat lengan atas Haidan. Gadis itu merintih hingga hampir terisak. “Haidan it’s hurt.

Hey pretty. You’re so pretty Vallerie. Every part of you is so pretty. Your eyes, your lips, your body, your tattoo. All of you are prettier and I love every part of you 'till make me crazy. I love you, Vallerie. I do love you harder.

Haidan sayang, dari mana kamu belajar berkata manis seperti itu?

Haidan menghentikan gerakannya di bawah sana sejenak, ia meraih ceruk leher Vallerie. He lick it seductive like she is a candy. Sweet and addictive at same time.

Haidan you’re mine. I love you more, more and more. Please don’t leave me— awh.

Haidan please, please it’s really hurt.

Vallerie tak kuasa melanjutkan kalimatnya sebab bagian bawahnya serasa koyak dan terbelah dua. Punggungnya terasa remuk, ia rasakan bawahnya penuh saat ini. Milik Haidan masuk sempurna pada pusat tubuh Vallerie. Gadis itu terisak dan merintih pelan. Haidan belum bergerak. Ia sembunyikan wajahnya pada ceruk leher Vallerie menahan gejolak perasaannya sambil membisikkan kata cinta berulang-ulang pada telinga Vallerie. Ia biarkan Vallerie agar terbiasa dengan rasanya.

Vallerie terasa penuh di bawah sana, ia dapat merasakan urat-urat kejantanan Haidan yang memenuhi dinding-dinding pusat tubuhnya. Ia memeluk tubuh Haidan yang berada di atasnya, kuku-kukunya menancap pada permukaan punggung kulit Haidan hingga menggoreskan sedikit luka disana. Kepala Vallerie pening, rasa-rasanya ia seperti memeluk semesta. Rasa-rasanya ia seperti telah mendapatkan seisi dunia yang memasuki dirinya.

Haidan membawakan semesta pada Vallerie.

Can I move?” bisik Haidan tepat di telinga Vallerie. Gadis itu berdehem, “Slowly, please.

And Vallerie really has a taste of Heaven from Haidan.

Gadis itu melenguhkan nama sang kekasih berulang di setiap pergerakannya. Ia serasa dibuat terbang jauh ke atas awan hingga langit ketujuh oleh Haidan. Vallerie’s moan fill Haidan’s ears, satisfy his ego.

Haidan, I want more. Just a little bit— ahh.

You want more, princess?Haidan asked. Vallerie nodded. But, he stop his move make Vallerie’s wonder.

Let’s play slowly,” ucap lelaki itu final.

Haidan bergerak lagi, secara pelan dan pasti. Tangannya tak tinggal diam disana, ia jelajahi buah dada Vallerie dengan gerakan memutar, ia usap tato milik Vallerie seduktif. Ia tak menghentikan gerakannya di bawah sana.

Haidan, Fuck.

Vallerie terasa pening tatkala Haidan menghentakan kegiatannya di bawah sana dengan dalam hingga mengenai titik sensitifnya. Vallerie mendesis dan melenguh keras.

Kedua netra mereka saling bertatap, peluh menetes di antara keduanya. Suhu dingin ruangan ini kalah dengan suhu panas yang keluar dari tubuh mereka. Haidan bertanya tanpa menghentikan gerakannya dan mengulangi hal yang sama.

Your G-spot, isn’t it?

Haidan don’t do that, please.

Why?Haidan breath is heavy and hunting.

Haidan masih mempertahankan tempo pelannya, sesekali ia menghentak membuat Vallerie tergerak dan melenguh keras.

I’m just … I can't— ah, Haidan please.

Haidan, Haidan. Jika sudah tampan dan sempurna. Jangan sempurnakan juga dirimu dengan jago di ranjang.

Haidan make quick his move. Haidan menggeram kala ia merasakan milik Vallerie menjepit miliknya.

Haidan, you are ….

Fuck, Vallerie it’s so full and tight.” “Vallerie I adore every part of you.

Damn, Haidan i love it so much.

Haidan it’s almost, argh.

Hold on.

Mereka hampir mencapai puncaknya. Haidan dapat merasakan otot-otot pusat tubuh Vallerie yang menegang, meremas miliknya dengan kuat. Haidan mengerang, ia tambah tempo gerakannya. Secepat mungkin ia jemput pelepasannya bersama Vallerie. Sementara sang gadis gusar tidak dapat menahan sesuatu yang siap menyembur dari bawah sana. Vallerie menengadahkan kepalanya mulutnya terbuka dan mengeluarkan erangan-erangan erotis candu bagi Haidan. Haidan ikut mengerang, ia kembali menyembunyikan wajahnya pada ceruk Vallerie, napas putus-putusnya menerpa kulit leher Vallerie hingga gadis itu ikut bergidik.

Ah, Haidan.

Uh, Vallerie.

Dengan tiga kali hentakan Haidan keluarkan semua pelepasannya di dalam sana. Mereka menyebut nama satu sama lain saat sampai pada puncak nikmatnya. Haidan melepaskan pergumulan mereka, ia beralih merebahkan diri di samping Vallerie dengan nafas terengah. Tubuh Vallerie masih bergetar hebat, nafasnya masih terputus-putus dengan kaki yang terkulai lemah.

Haidan meraih tubuh polos Vallerie, memeluknya erat dan mengusap punggung sang gadis guna memberikan ketenangan. Dikecupnya bahu Vallerie berulang, menyalurkan perasaan cinta dan kasih yang terlampau besar pada gadisnya.

Vallerie masuk kedalam pelukan Haidan, dingin kalung perak Haidan mengenai tulang pipinya. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang Haidan, memeluknya erat seakan tak ingin lepas.

Vallerie, I love you.

Vallerie berdehem tak membalas Haidan, rasa kantuk kini menjalar. Ia pejamkan matanya dan terlelap di dalam pelukan Haidan.

Valerie is supposed to be able to have a good dream tonight.


Pukul tiga pagi, Haidan masih terduduk diam di dekat balkon kamar hotelnya bersama Vallerie. Bathrobe putih kini membalut tubuh kekarnya, dada dan lehernya terekspos, memperlihatkan kalung perak miliknya. Ia ditemani oleh satu bungkus Malboro Ice Burst andalannya dan segelas wine yang tersisa. Pintu balkon ia buka sedikit, agar asap rokok yang ia keluarkan dapat terbang bebas keluar dan tidak mengganggu perempuannya.

Benak Haidan melalang buana jauh ke atas sana, memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan. Bagaimana ia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama perempuan yang ia cintai. Sekelebat bayangan indah mampir pada benaknya. Laki-laki itu membayangkan betapa bahagia hidupnya dengan Vallerie beserta satu orang anak kecil laki-laki yang sangat mirip dengan keduanya.

Hanya membayangkannya saja sudah membuat Haidan tersenyum bak orang sinting.

Is it a real definition of Cigarettes after sex, huh?

Suara berat khas bangun tidur Vallerie membuyarkan lamunannya. Gadis yang juga berbalut bathrobe yang sama dengan dirinya itu menghampiri dan langsung mengambil tempat di dalam pelukan sang kekasih, ia mainkan kalung Haidan dengan pelan. “Aku baru tau hari ini kamu pake kalung.”

Haidan langsung menghabiskan sisa satu sesapan terakhir dari rokoknya kemudian memadamkan rokok itu dengan sekali tekanan pada asbak di hadapannya.

“Dari Babah,” jawabnya pelan.

“Nggak tidur?”

“Ngerokok sebentar.”

“Bener-bener cigarettes after sex, ya?” ucap Vallerie pelan. Matanya menutup di dalam pelukan Haidan. Gadis itu masih merasakan kantuk berat yang menyerang tubuhnya, ia merasa sangat lelah.

Haidan terkekeh ia eratkan rengkuhannya pada tubuh Vallerie.

It is an amazing night.” Vallerie berucap pelan dalam pejamnya.

Thank you for bringing heaven to me,” lanjutnya.

Haidan tersenyum, ia mengecup puncak kepala Vallerie dalam. Kini ia merasa dunianya sudah sempurna, ada Vallerie yang bersedia berjalan bersamanya.

Bagi Vallerie sendiri ia merasakan satu kebahagiaan yang membuncah, dirinya terasa penuh sekarang. Seakan tidak akan ada kesedihan yang akan menghampirinya asal ia bersama Haidan.


Written by. markablee