Medical Check Up

Sesuai dengan apa yang Nata katakan pada Zaffran di iMess tadi, ia setuju untuk melakukan medical check up ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Entah ini tindakan benar atau tidak, tapi dirinya berharap setelah ini ia bisa mendapat pencerahan dan kejelasan tentang masalah ini dan bisa memikirkan apa langkah selanjutnya yang harus ia lalukan dengan kata lain Nata memutuskan untuk mengikuti semua alurnya. Ia memutuskan untuk mengikuti semua permainan semesta ini dan berharap, keputusan ini bukanlah keputusan yang salah dan tidak akan menyakiti dirinya kedepannya atau bahkan membawa malapetaka untuknya di kemudian hari.

Nata menghembuskan nafas kasar saat melihat pantulan diri sendiri pada kaca besar yang ada di kamarnya. Beberapa kali ia mensugestikan pada dirinya sendiri bahwa ia bisa, ia harus bisa melewati semuanya demi menemui titik terang.

Setelah itu Nata keluar dan turun ke bawah menemui Zaffran yang katanya sudah menunggunya di mobil. Di bawah ia melihat mama yang sedang mencuci piring bekas sarapan tadi pagi, tanpa menoleh ke arah Naga yang padahal jelas eksistensinya dapat dengan mudah di lihat dari sudut pandang sang mama. Ia tahu mama pasti sangat amat kecewa atas perlakuan dirinya kemarin, rasa bersalah kini mulai tumbuh di dalam benak Nata tapi ia terlalu malu dan ciut untuk memulai percakapan bahkan meminta maaf duluan pada sang mama.

Nata mengalihkan atensinya pada ruang tengah dimana ia melihat Jiro sedang asik menonton tayangan kartun kesukaannya di pagi hari. Jiro yang menyadari keberadaan Nata lalu menoleh ke arahnya, sadar akan eksistensi sang kakak kemudian tersenyum kecil untuk menyapa Nata.

“Pagi” Nata menghampiri Jiro dan mengacak rambutnya dari belakang sofa yang dia duduki. Merasa akan ada protes yang di layangkan dari mulutnya ia segera berlari kecil ke arah pintu menuju mobil Zaffran yang di parkir di halaman rumah.


Zaffran tersenyum manis ke arah Nata sesaat setelah menyadari sang gadis memasuki mobilnya dan duduk di kursi penumpang di sampingnya.

Nata kaget saat tiba-tiba dengan seduktif Zaffran mendekat ke arahnya hingga ia menahan nafasnya sejenak sambil memundurkan badan menjadi lebih kebelakang. Ternyata tangan Zaffran terulur memasangkan seatbelt pada tubuh mungil Nata. Sang gadis masih tercekat saat tangan itu beralih ke atas kepalanya dan mengelus pelan rambut Nata sambil tersenyum. Nata merasa ada sensasi listrik yang menyengat ke badannya dan jantungnua yang tiba-tiba seperti mau merosot ke perut ketika Zaffran melakukan hal itu. Ia baru mendapatkan kesadaran lagi saat Zaffran udah menjauhkan badan dan tangannya dari jangkauan Nata dan menancapkan gas meninggalkan halaman rumah.

“biasanya kamu suka kelupaan pake seatbelt kan sampe aku kebiasaan pasangin kamu tiap kita ngedate” Zaffran tiba-tiba membuka suara tanpa menoleh ke arah Nata. Pernyataannya membuat Nata agak sedikit kaget lagi karena fakta yang baru saja dia ucapkan adalah benar adanya kalo memang Nata sering kali lupa untk memasang seatbelt saat akan berkendara, namun rasanya ia ingin menyangkal pernyataan Zaffran yang berkata bahwa dia sudah terbiasa membantu memasangkan seatbelt pada Nata setiap mereka jalan berdua, karena rasa-rasanya momen-momen seperti itu tidak pernah sama sekali terjadi di dalam hidup Nata.

“kita.. sejak kapan kenal?” Nata mulai membuka suara mempertanyakan perihal hubungannya dengan laki-laki di samping dirinya ini.

“4 tahun lalu, di Holywings. Pertama kali nya aku ngeliat anak SMA main di HW dan pertama kali nya juga aku kenal kamu” Zaffran menjelaskan dengan tenang tanpa mengalihkan pandangannya dari arah jalan. Naya mengrenyit heran, ia memang mengingat saat ditinya dengan terang-terangan main ke salah satu restoran dewasa dengan bermodalkan identitas palsu yang dia dapat dari teman tongkrongannya dan berakhir ketahuan oleh satpam disana. Namun momen Nata bertemumu Zaffran di Holywings? Ia benar-benar tidak bisa mengingat itu semua.

“Gue inget emang pernah coba masuk ke situ pake KTP palsu, tapi gue gak inget gue ketemu lo disitu”

“Waktu itu kamu nabrak aku dan KTP palsu kamu itu jatuh, aku yang nemuin dan aku juga yang laporin kamu ke satpam” “Bahkan aku sempet anterin kamu pulang waktu itu, kamu gak inget?” Nata menggeleng pelan mendengar pertanyaan Zaffran karena memang bener-bener ia tidak bisa mengingat semua itu seakan-akan tidak pernah mengalami kejadian yang disebutkan oleh Zaffran. Nata terdiam membiarkan spekulasi-spekulasi itu terus bertumbuh di dalam otaknya.


Rangkaian Medical check up sudah Nata lakukan semua. Mulai dari cek tekanan darah, cek darah, sampe pemeriksaan radiologi dan CT-Scan semua bagian tubuh Nata. Proses itu membutuhkan waktu kurang lebih dua jam sampai dirinya dan Zaffran akhirnya di panggil untuk bertemu dengan dokternya untuk menjelaskan apa yang terjadi dan apa yang salah dengan diri Nata.

“baik ibu dan bapak hasil tesnya sudah keluar dan saya akan menjelaskan hasilnya kepada anda sekalian.“ Nata menunggu penjelasan dokter dengan perasaan campur aduk. Antara gugup, takut, dan pansaran. Kedua tangannya ia satukan di bawah meja tanpa sadar ia meremat tangannya sendiri untuk mengurangi rasa gugup dan takut yang ia sedang rasakan.

“sebelumnya sejak kapan Ibu Renata tidak mengenali anda sebagai suaminya?” Dokter Ryan-dokter yang menangani medical check up Nata- memberikan pertanyaan pada Zaffran.

“Sejak pertama kali dia melihat saya setelah 4 tahun lamanya dok” jawab Zaffran. “Ibu Renata apa yang ibu ingat?” dokter bergantian mengajukan pertanyaan pada Nata. “saya inget semuanya dok, mama saya, adik saya, teman-teman saya bahkan masa-masa sekolah saya. Saya cuma gak inget orang ini dan... dan tentang pernikahan”

Dokter mendengarkan sambil membolak-balik hasil tes yang ada di tangannya. Kemudian mengotak-atik komputernya lalu menunjukkan monitor komputernya ke arah Nata dan Zaffran. Monitor itu menunjukkan gambar-gambar yang Nata yakini itu adalah salah satu struktur tubuh Nata.

“jadi begini Bapak Ibu, berdasarkan hasil CT-Scan yang sudah keluar. Kami mendiagnosis Ibu Renata mengalami gangguan Amnesia Disosiatif. Dimana pasien akan mengalami kehilangan ingatan terkait sebuah peristiwa penting bahkan sampai orang yang penting di hidupnya. Biasanya penyebab utama nya adalah kerusakan bagian otak yang terjadi akibat benturan, trauma, konsumsi obat-obatan dan bisa juga diakibatkan karena stres.” “Namun gangguan ini tidak merusak ingatan masa lalu atau ingatan yang baru saja terjadi. Itulah sebabnya Ibu Renata masih bisa mengingat tentang masa kecil nya dan orang-orang disekitarnya.”

Nata terdiam mendengar penjelasan dokter mengenai kondisinya saat ini. Jadi memang benar? Memang benar yang salah itu ada pada dirinya? Tapi seakan akan penyataan dokter ini mengada-ngada karena Nata benar-benar tidak pernah terlibat kecelakaan apapun yang buat otak atau sarafnya cedera parah.

“dokter yakin? Saya gak pernah mengalami kecelakaan yang parah sampai bikin cedera otak saya dok, diagnosis nya yakin benar?” Nata berusaha menyanggah pernyataan dokter. “dokter bisa cek ulang kan dok, sepertinya ada yg salah dengan hasil tesnya” Kali ini Zaffran menambahkan. Nata seketika merasakan sebuah tangan hangat menggenggam kedua tangannya di bawah sana, membuat dirinya merasa sedikit tenang di tengah kekalutan dan kekagetannya. kali ini Nata akan membiarkan Zaffran melakukan itu.

Memang benar tidak ada riwayat kecelakaan berat pada riwayat kesehatan ibu, itulah yang membuat kasus Ibu Renata ini tergolong kasus yang spesial karena saya baru menemukan kasus seperti ini. Gangguan ingatan yang ibu alami kemungkinan terjadi akibat stres berat. Otak ibu bekerja lebih berat dan adanya gangguan psikis yang ibu alami semasa di luar negeri”

“saya resepkan obat untuk Ibu ya. Jangan lupa check up rutin sebulan dua kali. Dan untuk Pak Zaffran di bantu istrinya pelan-pelan untuk emngingat semua memori yang hlang, jangan terlalu di paksa karena itu akan berakibat pada otaknya. Pelan-pelan saja.”

Nata kembali terdiam ketika dokter Ryan menjelaskan semuanya, ia mengingat memang selama di Korea, ia terlalu fokus belajar dan terlalu memforsir tubuhnya hingga mungkin saja ia melupakan peristiwa-peristiwa penting yang ia tinggalkan di Indonesia. Ternyata memang ada yang salah di dalam dirinya~


Note: penjelasan mengenai diagnosa penyakit tidak murni benar-benar ada di dunia nyata ya. Kasus yang di jelaskan sama dokter di narasi hanya ada di dalam au.


; markablee