Insiden

Tiga puluh menit sudah Kenzo menunggu Nata di depan gedung Apartemennya sendiri. setelah ia mengirim pesan pada Nata dan mengetahui bahwa Nata sedang bersiap-siap pria itu terus memandangi pintu masuk apartemen Bougenvill miliknya menunggu sosok cantik Nata keluar dari situ.

Senyumnya terukir saat melihat sosok yang ditunggu terlihat sedang berjalan dari arah lobby menuju keluar, namun semakin terlihat sosok itu di matanya, bibir Kenzo yang semula menyunggingkan senyum perlahan menghilang di ganti ekspresi datar dengan tatapan sayu nya. ia melihat Nata tersenyum namun sorot matanya tidak menunjukkan kebahagiaan. sorot matanya menunjukkan rasa elah, kecewa dan kesedihan. Kenzo tahu benar bahwa Nata masih memikirkan kejadian yang menimpanya beberapa hari belakangan ini. Ia menghembuskan nafas pelan untuk menetralkan perasaan hatinya, seakan ikut merasakan sakit yang Nata rasakan. Namun saat ini dia hanya bisa menjadi teman yang baik untuk Nata, berusaha sebisa mungkin selalu berada di sampingnya, dan mencoba untuk menghibur hati Nata walau hanya sebentar.

Dia menyunggingkan senyumnya sebelum keluar dari dalam mobilnya untuk menyapa Nata. Kenzo bersandar di pintu mobilnya dengan senyum yang terukir dan mata yang terus menatap Nata yang masih berada di seberang jalan. Dia melambaikan tangan menyapa Nata yang di balas dengan senyum hangat milik gadis itu.

Nata tersenyum membalas lambaian tangan Kenzo kemudian lanjut berjalan menghampiri Kenzo yang berada di seberang jalan. Setelah di rasa jalanan sudah sepi Nata melanjutkan langkahnya untuk menyebrang jalan menghampiri Kenzo. Namun tanpa ia sadari mobil hitam melaju dengan kencang dari utara tempat dimana ia sedang menyebrang. Mata Kenzo terbelalak saat melihat mobil hitam itu semakin mempercepat lajunya tanpa memperdulikan di depannya ada Nata yang akan menyebrang jalan.

“NAT!!”

***

Zaffran mengemudikan mobilnya dengan terburu-buru menuju Apartemen Bougenvill tempat dimana Nata tinggal sementara, setelah ia mencoba mengubungi Nata lewat imess dan dm twitter namun tidak aja jawaban dari Nata, sebisa mungkin ia sampai di tempat itu tepat waktu. dia harus sampai tepat waktu agar rencana Hanjaya dan Kevlar tidak berjalan dengan baik.

“semoga gue gak telat.” “Tuhan lindungi Nata~”

Mulutnya terus saja merapalkan doa dan harap kepada Nata agar gadisnya itu dilindungi oleh Tuhan. Sejak kemarin, Sejak Hanjaya mengancamnya lewat pesan, Zaffran langsung memikirkan keselamatan Nata. Pasalnya, Hanjaya tidak pernah main-main dengan ancamannya, dia memang bisa melakukan apa saja untuk meraih semua tujuan dan keinginannya.

Zaffran menghentikan mobilnya ketika ia melihat Nata sudah berada di sisi jalan akan menyebrang, kemudian Zaffran memarkirkan mobilnya sejauh 500 meter dari apartemen tersebut dan bergegas turun untuk menghampiri Nata.

Namun baru saja sampai pada langkah kelima, Zaffran melihat sebuah mobil hitam melaju kencang melewati mobilnya. Akal sehatnya merujuk pada satu nama, Kevlar. Benar mobil itu adalah mobil orang suruhan Kevlar untuk menyelakai Nata atas perintah Hanjaya, ayahnya sendiri.

Nafas Zaffran memburu kemudian berlari kencang ke arah Nata sambil meneriaki namanya.

“NATA! AWAS!!”

Namun sepertinya Nata tak mendengar teriakannya, larinya semakin kencang. ia kerahkan semua tenaga yang ia punya pada kakinya, berharap ia cepat sampai dan meraih Nata untuk mejauh dari situ.

BRUK

Belum sempat langkahnya sampai pada Nata, seseorang lebih dulu meraih Nata dengan cepat dan menarik tangan Nata ke arah kiri dengan kencang. Membuat keduanya jatuh tersungkur mencium aspal. Sementara mobil hitam tersebut masih terus melaju hingga wujudnya tak terlihat oleh mata.

Zaffran menghentikan larinya saat melihat Nata berada di dalam dekapan orang lain, yang menolongnya. Nafasnya memburu dan dadanya terengah, peluhnya menetes membanjiri dahi dan juga wajahnya. Egonya ia kesampingkan saat melihat Nata di peluk oleh pria lain, di fikirannya yang terpenting saat ini hanyalah Nata yang selamat dari bahaya yang hampir menimpanya barusan.

ARGH

Kenzo meringis saat dirasa punggung dan kedua lengannya terasa perih akibat menghantam aspal. tangannya masih mendekap Nata dalam dekapannya, saat tersadar dia mencoba berusaha bangun dan disusul Nata setelah itu. “K-kak”

“Nat, lo gak papa?” Nata menggeleng kemudian menatap Kenzo yang sedang mengecek kedua lengan dan sikutnya, terdapat goresan aspal di lengan kanan nya dan di siku kirinya. Nata meringis kemudian meraih kedua tangan Kenzo untuk diperiksanya.

“Kak, tangan lo luka”

“Gak papa, Nat. luka kecil. lo beneran gak papa? Gak ada yang luka?”

Nata kembali menggeleng menjawab pertanyaan Kenzo, jujur diirnya masih agak sedikit shock saat ini. bagaimana tidak, dia hampir saja kehilangan nyawanya. Kalau saja tidak ada Kenzo, Nata tidak tahu besok ia masih bisa melihat dunia atau tidak.

“Gue gak papa kak, itu lo yang luka, kita kerumah sakit ya?”

Kenzo menggeleng kemudian tersneyum dan menghembuskan nafas lega. “luka kecil doang Nat ga perlu ke rumah sakit” “yang penting lo gak papa”

Hati Nata menghangat mendengar pernyataan Kenzo. Laki-laki itu tidak pernah berubah dari dulu, batinnya. Ia masih tetap memperhatikan Nata sama seperti saat mereka masih menjalin hubungan dulu, dan hati Nata masih tetap menghangat kala ia mendapat perlindungan dan perhatian dari Kenzo.

“Kalo gitu kita masuk, kita obatin luka lo”

“Gak jadi sarapan aw-” Nata menepuk pundak Kenzo pelan saat laki-laki itu masih sempat memikirkan agenda sarapannya disaat seperti ini, padahal dia sendiri sedang terluka dan mengeluarkan darah. Bisa-bisanya dia tidak bisa merasakan kekhawatiran Nata saat ini.

“Masih sempet-sempetnya mikirin sarapan, lo luka gini kak” Kenzo terkekeh kemudian bangkit dari duduknya dan tangannya terulur membantu Nata untuk berdiri, ia tahu kaki Nata bahkan masih lemas dan belum kuat untuk berdiri saking shock-nya.

“Kayaknya lo yang harus di tenangin dulu deh, kaki lo masih gemeter gitu.”

“Gimana gak gemeter, gue hampir meninggal” Jawab Nata ketus lalu ia meraih tangan Kenzo dan mencoba berdiri meskipun kakinya masih lemas. Kenzo memegang lengan Nata menjadi penopang tubuh Nata.

“Bisa?”

Nata mencoba beridiri tegak di atas kedua kakinya sendiri lalu mengembuskan nafas pelan dan beralih memegang lengan kenzo dengan tangan yang masih bergetar, Kenzo tersenyum kemudian langsung meraih tangan Nata untuk di genggamnya.

“Pegangan sama gue lo masih shock” Nata mengangguk kemduian memegang jemari Kenzo erat.

“Kita naik dulu, lo minum dulu sekalian gue obatin luka gue. Gue boleh masuk?”

“Boleh lah, itu kan unit lo”

“Yaudah yuk,”

“Mobil lo?”

“Bentar”

Kenzo memanggil salah satu security gedung dan menyerahkan kunci mobilnya untuk dimintai tolong memarkirkan mobilnya di basement dan kemudian menitip pesan untuk kuncinya di titipkan saja di receptionist, security tersebut mengangguk paham. setelah mengucapkan terimakasi, Kenzo menuntun Nata untuk naik ke unitnya.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap mereka dalam diam, dan kemudian ikut berbalik kanan setelah dua orang yang di tatapnya berjalan menjauh dari pandangannya. Kali ini, untuk pertama kalinya Zaffran merasa kecil karena orang lain.


; markablee