I'm all yours
Sesaat setelah dosen mengatakan bahwa kuliah selesai, tepat jam 12 siang Valerie berjalan cepat menuju fakultas teknik, tempat dimana Haidan berada.
Fakultas teknik ini memang bersebrangan dengan Fakultas Ilmu Politik, jadi cukup dekat dengan hanya dengan berjalan kaki. Namun kesalnya Valerie harus naik lagi ke lantai lima tempat bagian mahasiswa teknik sipil melakukan pembelajaran.
Valerie memperhatikan tangga di hadapannya, mengeluh tanpa suara. Sepersekian detik ia melirik pintu lift teknik yang di depan nya sudah banyak sekali antrian mahasiswa yang malas naik tangga. Kesalnya seperti ini masuk fakultas teknik. fasilitas sedikit, liftmya sempit, gedung kecil, tapi mahasiswa banyak. Valerie berharap dekan teknik cepat-cepat mengajukan proposal perbaikan gedung ke rektorat, biar kalau dia menghampiri Haidan tak perlu repot-repot naik tangga sampai lantai lima. Tapi kali ini demi Haidan, biar Haidan gak di ambil orang Valerie rela menaiki ratusan anak tangga itu, itung-itung sekalian diet.
Pas sekali, sesaat setelah Valerie menginjakan kakinya di tangga terakhir, ruang kelas Haidan sudah di bubarkan. Segerombolan mahasiswa teknik itu-yang di dominasi laki-laki- berhamburan keluar.
Kalau sekarang Valerie seperti melihat segerombolan geng motor yang mau tawuran, ya karena anak-anak teknik memang seberantakan itu -kecuali Haidan-. Kuliah dengan baju seadanya, rambut di biarkan gondrong, gak disisir rapih, -kecuali Haidan- dan pokoknya anak teknik NNU ini mudah sekali dikenali.
Valerie tersenyum senang saat dia melihat Haidan sudah keluar dari ruangan kelasnya bersama dua orang teman laki-lakinya. Dia melambaikan-lambaikan tangannya, berharap Haidan menyadari keberadaannya di tengah keramaian ini.
Haidan bengong sedikit ketika menyadari eksistensi Valeri disitu. Namun setelah itu membalas lambaikan tangan Valerie dengan senyuman. Sepersekian detik saat Haidan hendak menghampiri gadisnya itu. Tiba-tiba saja lengannya di apit oleh jemari seseorang yang ia kenali. Iya, itu Tania. Tania yang sukses membuat mood Valerie berubah 1000 derajat.
'Dasar cewek gatel'
Valeri menatap lamat-lamat tangan Tania yang berada di lengan kanan Haidan. Haidan yang terkaget berusaha melepaskan tangan Tania dari lengannya.
“Dan, balik bareng gue kan ya?” “Tadi gue berangkat bareng lo, balik juga harus bareng gue dong”
“Tan, tapi-”
“Lo tau sendiri mobil gue masih di bengkel, masa lo tega sih biarin gue balik sendiri”
Rengekkan Tania benar-benar membuat Valerie muak, tapi semua itu ia tutupi dengan muka 'sok kalem' nya dia, tapi dibarengi dengan muka judes nya yang gak ketolongan. Dia berjalan menghampiri Haidan yang masih terjebak dengan Tania
“Babyy” tiba-tiba Valerie berseru sambil berlari kecil menuju Haidan. Dengan sigap ia menarik tangan Haidan cepat dan cukup keras, sampai Haidan tersentak dan tangan kanan nya terbebas dari apitan Tania.
Valerie memeluk Haidan seduktif, ia tidak peduli bahwa ia masih di kampus, toh lantai lima ini sudah sepi. Semua mahasiswa teknik sudah bubaran dan hanya menyisakan Haidan, dirinya, dua teman Haidan yang sudah bersiap untuk pamit pulang, dan si ular Tania, cih.
“Kok kamu yang kesini? Aku kan bisa jemput kamu di fisip” Haidan membalas pelukan Valerie ringan setelah itu ia melonggarkannya dan mengelus lengan Valerie hangat. Valerie tersenyum atas tingkah Haidan, apalagi tadi dia tidak menggunakan 'lo-gue' melainkan 'Aku-kamu' kini Valerie tahu siapa pemenang hari ini, haha.
“It's a surprise” “Because i miss you so so bad. Jarang-jarang kan aku nyamperin kamu, kamu terus sih yang nyamperin aku” jawab Valerie meladeni 'aku-kamu'nya Haidan dengan nada imut yang di buat-buat, matanya sambil melirik Tania yang terlihat kepanasan dan menatapnya dengan tatapan tidak suka. Haidan yang menyadari itu hanya tertawa kecil, kemudian mengusap rambut Valerie pelan dan menyelipkan rambutnya di belakang telinga gadis itu.
“Tapi capek kan kalo kesini, kamu naik tangga kan tadi?”
“Iya capek, kaki aku pegel” Haidan tidak tahan dengan kegemasan Valerie saat ini, rasanya dia ingin cepat-cepat pulang dan menghujani gadis itu dengan banyak ciuman.
“Yaudah pulang yaa” kata Haidan akhirnya, Valerie mengangguk senang “Ke apart kamu yaa” Haidan mengangguk dan mencubit pipi Valerie gemas, demi Tuhan siapapun yang bisa tolong tahan Haidan biar dia gak menciumi wajah gemas Valerie di kampus.
“Tan, sory gue balik bareng cewek gue. Lo naik ojol aja ya” “Haidan tap-”
“But what? Lo mau nebeng sama kita terus jadi obat nyamuk?” Ini Valerie yang memotong ucapan Tania, saat ini Valerie bernapsu sekali untuk membuat Tania kesal, haha.
“Hah?” Tania hanya melongo mendengar jawaban Valerie. “Boleh aja sih kalo mau nebeng kita, tapi tahan aja yaa ngeliat gue sama Haidan nanti gimana” Valerie mengecup pipi Haidan sekilas “Eh” Haidan terkejut sesaat di buatnya lalu kemudian dia tertawa gemas melihat tingkah Valerie, ia tahu Valerie sedang mempermainkan Tania sekarang.
“Gak usah” “Dan gue naik ojol aja kalo gitu” akhirnya Tania mengucapkan kata apa yang sedari tadi Valerie ingin dengar, ia tersenyum mengejek Tania. Tangannya semakin erat melingkar di pinggang Haidan.
“Okey” sesaat setelah itu Tania langsung pergi dengan langkah kesal meninggalkan Haidan dan Valerie.
“Bye, Tan. Hati-hati di jalan” Valerie menengok ke bawah dan berseru mengucapkan selamat tinggal kepada Tania dengan nada mengejek. Setelah itu Haidan melepaskan tangan Valerie dari pinggangnya dan tertawa terbahak-bahak. Dia tidak habis pikir sekaligus gemas dengan tingkah Valerie tadi, memang Valerie kalo lagi sebel sama orang suka gak kenal ampun.
“Ish kok di lepass” seru Valerie kesal, Haidan yang masih tertawa merangkul Valerie dan berjalan menuju pintu Lift.
“Pake lift aja ya biar kamu gak capek” “Tapi lift nya sempitt” “Enak dong kalo sempit bisa tambah nempel-aw Vall~”
Valeri mencubit perut Haidan gemas. Si empu nya malah tertawa semakin gemas. Dia merangkul Valerie memasuki lift yang kata Valerie sempit itu.
“Now, i'm all yours” bisik Haidan di telinga Valerie kemudian mencuri kecupan ringan di bibir Valerie.
“And also i am”
;markablee