Forever in me
Song recommendation: https://open.spotify.com/track/51lPx6ZCSalL2kvSrDUyJc?si=j3mMvj7JTW-uNAgYyiAKGA&utm_source=copy-link
Sepatu hitam legam milik Zaffran berdecit ketika bertemu dengan lantai dingin Wedding Hall Sudirman, tempat ia berdiri saat ini. Tangannya meraih kancing jas hitam miliknya dan mengaitkannya dengan mata yang berpendar keseluruh penjuru gedung yang sudah ramai diisi oleh para tamu undangan. Penampilannya bisa di bilang formal dan ia terlihat tampan hari ini dengan model rambut coma hair dan tubuh yang di balut oleh setelan jas berwarna hitam dengan sepatu pantofel hitam pula yang menghiasi kaki jenjangnya.
Ia dengan ragu melangkah memasuki hall dengan satu hembusan nafas berat yang ia keluarkan tanpa sadar. Langkahnya terhenti pada satu bingkai foto pernikahan yang terpampang jelas di depan pintu besar hall tersebut. Bibirnya naik ke atas menyunggingkan sebuah senyuman dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
Langkah kakinya kembali membawa tubuhnya untuk memasuki ruangan besar di balik pintu di hadapannya ini, dia berikan sedikit senyuman untuk menyapa para pekerja yang bertugas membukakan pintu untuk para undangan dan yang berkepentingan.
Memasuki ruangan ini, dia sedikit dibuat takjub dengan dekorasi yang serba putih dengan panggung resepsi megah di depannya. Banyak kursi-kursi berjejer di depan meja panjang yang sudah diisi oleh berbagai macam makanan ringan dan minuman yang tertata rapih. Zaffran melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi kosong yang tak jauh dari panggung resepsi. Dia terduduk dengan mata yang masih berpendar memperhatikan para tamu undangan yang terlihat sangat rapih dan anggun, beberapa orang ada yg ia kenali bahkan ia melihat Kevlar dan Jiro yang duduk tidak jauh dari dirinya, namun dia memilih untuk tidak menghampiri mereka.
Ia sedikit terperanjat saat suara seorang MC menggema di seluruh ruangan menandakan acara sudah di mulai. Pandangan seluruh para tamu undangan kini sudah tertuju ke depan, ke arah mempelai laki-laki yang terlihat bahagia dan gagah dengan balutan jas putih di tubuhnya. Namanya tidak asing di dengar oleh telinga Zaffran saat MC menyerukan namanya, Kenzo Altherio. Nama yang sempat di sebut berpuluh-puluh kali orang perempuannya dan nama yang sempat ia baca sebelum ia masuk ke dalam gedung itu.
Dan yang ditunggu-tunggu oleh para tamu undangan pun tiba. Pintu besar itu terbuka menampakan sosok mempelai wanita yang didampingi oleh wali dan juga Bridesmaids di belakangnya tersenyum cantik dengan balutan gaun pengantin berwarna putih dan juga mahkota yang menghiasi rambutnya dengan cantik.
Dada Zaffran seketika berdenyut sesak ketika mata mereka bertemu untuk beberapa saat. Zaffran tersenyum lirih menatap perempuannya yang terlihat cantik dengan gaun pengantin yang ia pilihkan tempo lalu. Matanya seketika memanas dengan hati perih seakan tersayat oleh ribuan silet yang tak terlihat saat ia sadari bahwa senyuman hangat itu bukan lagi untuk dirinya. Langsung ia mengalihkan pandangannya menunduk menyembunyikan perasaannya juga matanya saat ini.
Akhirnya waktu ini tiba, waktu dimana Zaffran melihat perempuannya terlihat cantik dengan gaun pengantin dan tersenyum bahagia. Namun mirisnya bukan dirinya yang menunggunya di altar, bukan dirinya yang tersenyum cerah dan bahagia di ujung jalan menunggu perempuannya menghampiri. Bukan dirinya yang akan bersanding dengannya, bukan dirinya melainkan orang lain.
Iya, Natanya kini menemukan bahagianya di tempat lain. Natanya telah menemukan tempat pulang yang tepat dan itu bukan dirinya. Natanya kini telah memutuskan untuk melabuhkan hatinya pada orang lain tapi bukan dirinya.
Dan dadanya kembali berdenyut sesak saat ia menyadari bahwa bukan dirinya yang dipilih oleh Nata untuk pulang. Bukan dirinya yang membawa kebahagiaan untuk Nata melainkan hanya kesedihan dan kekecewaan.
Dan kini Zaffran dan hatinya telah kalah oleh masa lalu, seberapa pun ia berjuang ia akan tetap kalah. Ada orang yang lebih bisa memberikan kebahagiaan untuk perempuannya selain dirinya. Ah, bahkan ia saat ini sudah tidak pantas lagi mungkin menyebut Nata sebagai perempuannya.
Ia tersenyum miris sekali memandang ke depan ketika Nata sudah berada di pelukan orang pilihannya. Dengan menyunggingkan senyum bahagia mereka merangkul satu sama lain dan saling melempar senyum. Rasanya hati Zaffran kini sudah tidak berbentuk lagi. Ibaratkan hatinya ini adalah selembar kertas, kini sudah koyak tak berbentuk karena ribuat sayatan yang menyayat dengan brutal tanpa ampun. Kini ia merasa hatinya sudah berada di puncak kesakitannya.
Namun dia harus tetap tersenyum. Ini hari bahagia, hari bahagianya orang yang pernah sangat amat ia kasihi bahkan sampai detik ini. Dia harus tersenyum dan tidak boleh menunjukkan titik lemahnya. Lagu you're gonna life forever in me milik John Mayer mengalun indah dan menggema di seluruh penjuru gedung itu. Kemudian Zaffran berjalan pelan dengan agak gontai menuju panggung resepsi untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai.
Life is full of sweet mistakes And love's an honest one to make Time leaves no fruit on the tree
Zaffran berjalan dengan pandangan lurus ke arah Nata yang sialnya Nata balik menatapnya nanar. Tatapan yang juga sulit sekali ia artikan. Zaffran tersenyum nanar sambil menatap Nata sambil berjalan, dan kemudian langkahnya terhenti tepat di depan perempuan itu.
But you're gonna live forever in me I guarantee, it's just meant to be
Ia tersenyum menatap Nata yang sudah berkaca-kaca. Anehnya ia merasa Nata juga sama hancurnya dengan dirinya. Nata juga sama sakitnya dengan dirinya, ia tahu betul saat menatap lekat mata hitam berkilau itu, ia tahu betul cinta Nata untuknnya masih tersimpan rapat di ruang hatinya.
And when the pastor asks the pews For reasons he can't marry you I'll keep my word and my seat
Zaffran meraih tangan Nata untuk di genggamnya dan menatap Nata dengan tersenyum “cantik” tanpa ia sadari suaranya sedikit bergetar. Nata masih memperhatikannya dengan mata berkaca, ia menunduk tak berani menatap Zaffran.
Dengan lembut Zaffran meraih dagu Nata untuk menatapnya “Eh kok nangis..” Air mata Nata diam-diam ternyata lolos terjun ke pipinya. Nata menggeleng masih menunduk tak berani menatap mata Zaffran langsung.
“Maaf” cicitnya pelan. Zaffran seakan tersambar petir mendengarnya, sebisa mungkin ia tahan untuk tidak menangis di depan Nata kemudian ia raih Nata masuk kedalam rengkuhannya. Nata membalas pelukan itu dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
“Jangan nangis” Make up kamu mahal, sayang kalo luntur” di tengah pelukan itu Zaffran masih sempet mengajaknya untuk bercanda bahkan sedikit tergelak saat mengatakannya. Nata tidak mendengarkan itu karena ia tahu betul bahwa Zaffran sedang berusaha menutupi semuanya dan menghibur dirinya sendiri.
Kemudian dia lepas rengkuhannya dan menghapus air mata Nata hati-hati sekali dengan jari telunjuknya. Zaffran mengusap kedua pipi Nata lembut “jangan nangis, aku gak papa”
“Asal kamu bahagia, aku gak papa Nata” Nata menggeleng lemah air matanya kembali menetes mendengar perkataan Zaffran.
“Sekarang tugas aku udah selesai. Tugas aku buat selalu ada disamping kamu udah selesai Nat, dan sekarang ada Kenzo yang bakal selalu berdiri disamping kamu-”
Zaffran menghela nafas pelan menetralisir perasaannya sebelum melanjutkan kalimatnya. “Sekarang ada Kenzo yang bakal menuntun kamu dan menopang kamu Nat, kamu udah gak butuh aku lagi. Dan aku yakin kamu pasti akan lebih bahagia sama Kenzo. Janji ya Nat?”
Nata masih terdiam menatap Zaffran dengan mata berairnya “Janji kamu harus lebih bahagia hidup sama Kenzo dibanding hidup sama aku dulu, ya?”
But you're gonna live forever in me I guarantee, just wait and see
Nata terisak kemudian mengangguk lemah. Zaffran tersenyum lebih tulus dari sebelumnya. Tidak ada yang lebih melegakan di benak Zaffran selain melihat Nata bahagia, tidak ada yang lebih melegakan di benak Zaffran selain melihat penggantinya untuk Nata adalah orang baik dan tepat dan Zaffran yakin Kenzo adalah orang yang tepat untuk Nata.
Zaffran menatap kearah Kenzo kemudian tersenyum dan menyalaminya dengan hangat lalu memeluknya sebentar “Jaga Nata” Kenzo mengangguk yakin “Tanpa lo minta gue pasti jaga dia Zaff”
Zaffran tersenyum hangat kemudian menepuk bahu Kenzo berat “gue tau lo orang yang tepat buat Nata. Gue percayain Nata ke lo Ken”
Kenzo balik tersenyum kemudian balas memegang bahu Zaffran dan mengangguk “thanks udah percayain Nata sama gue Zaff”
Lalu Zaffran menatap mereka berdua yang serasi berdiri berselebahan kemudian tersenyum kembali dengan rasa nyeri yang masih bersarang di dadanya. “Selamat ya. Kalian cocok”
Dan kemudian Zaffran meninggalkan mereka berdua dengan rasa yang masih tersimpan rapat didadanya. Nata akan terus hidup di dalam hatinya sampai kapanpun, meskipun bulan tidak pernah bertemu matahari, meskipun kelak bumi akan berakhir namun Nata akan tetap hidup di dalam dirinya selamanya. Pun begitu dengan Zaffran yang akan terus hidup di ruang kecil di hati Nata untuk selamanya.