Cerita Gema
“Eh mbak kok di depan?” Gema terlonjak kaget saat menyadari istri bos nya kini menaiki mobil nya dan duduk di samping dirinya, bukan di belakang.
“Gak papa pengen aja, kenapa sih kak? Santai aja kalo sama saya”
“Yuk jalan” sesuai intruksi Gema menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumah atasannya.
Sepanjang perjalanan Nata dan Gema banyak mengobrol seperti layaknya seorang teman lama yang baru saja bertemu. Obrolan keduanya begitu mengalir sampai perjalanan mereka seperti tidak terasa. Banyak fakta yang baru diketahui Gema tentang istri atasannya ini. Gema baru tahu bahwa Nata adalah seorang lulusan universitas ternama di luar negeri dengan predikat nilai sangat memuaskan, bahwa Nata sudah 4 tahun tidak pernah pulang ke Indonesia, bahwa Nata ternyata mengalami amnesia karena terlalu stres sehingga dia melupakan hal-hal penting yang ia tinggalkan di Indonesia. Terlebih juga fakta bahwa sebenarnya Nata dan Gema itu ternyata hanya terpaut satu tahun, membuat Gema merasa lebih luwes dan lebah santai saat berbicara dengan Nata, ditambah Nata yang orangnya sangat friendly tehadap orang baru semakin membuat Gema nyaman mengobrol santai dengan Nata.
“Berarti lo beneran gak inget kalo punya suami, Nat?” Nata mengangguk mengiyakan pertanyaan Gema. Lawan bicaranya spechless mendengar fakta itu.
“Gue jahat banget ya kak, ngelupain suami sendiri orang yang gue cinta. Apalagi dulu pas pertama kali gue dijemput sama Mas Zaffran di bandara gue ngira dia bakal nyulik gue dengan modus penculikan ngaku-ngaku jadi suami” Gema terbahak mendengar penjelasan Nata “emang pak bos tampangnya kayak penculik banget Nat?” Nata menggeleng
“Enggak kak, gak ada sama sekali. mana ganteng gitu kan gue kaget aja tiba-tiba ada yang ngaku jadi suami gue. Eh ternyata emang gue nya aja yang sakit”
Gema terdiam sejenak, matanya masih fokus ke depan memerhatikan jalan. Mereka berhenti di lampu merah, tinggal dua perempatan lagi mereka akan tiba di kantor Zaffran.
“Terus sekarang lo udah inget?” Tanya Gema lagi, Nata masih terdiam kemudian menggeleng lemah lalu tertunduk. Gema merasa kasian melihatnya
“Gak papa. Nyembuhin amnesia emang lama. Dulu sepupu gue juga gitu kena amnesia gara-gara kecelakaan. Dia baru bisa inget semuanya lagi setelah dua tahun kemudian. Semua tergantung kemauan dan support dari orang sekitar Nat”
Nata terdiam mendengar penjelasan dari Gema. Bagaimanapun yang di katakan Gema benar. Menyembuhkan penyakit amnesia memang membutuhkan waktu lama itu juga yang di katakan oleh dokternya, asal ada kemauan dan dukungan dari orang sekitar pasti akan sembuh asal tidak ada paksaan dan dorongan berlebih kepada pasien.
“Pantesan ya Nat, gue gak tau kalo Pak Bos udah nikah. Ternyata istrinya emang gak pulang selama 4 tahun” Ucap Gema lagi,
Nata terkekeh ringan mendengar penuturan Gema. Bagi dia Gema itu orangnya asik, enak diajak ngobrol, juga nyambung dan suka bercanda. Hal itu membuat Nata juga merasa nyaman berada didekat Gema seakan seperti menemukan sososk kakak laki-laki yang ia idam-idamkan, mengingat dia adalah anak sulung dan hanya memiliki seorang adik.
“Orang-orang kantor pasti kaget ya kak” Gema mengangguk semangat kemudian melanjutkan ceritanya.
“Iya, gue kira pak bos bakal sama cewek centil ganjen menel yang tiap hari nyamperin dia ke kantor”
Ucapan Gema menarik perhatian Nata. Nata mengerutkan dahinya dan menatap Gema heran. Cewek? Siapa?
“Mas Zaffran suka disamperin cewek kak dulu?”
“Gue gak tau semenjak kapan sih, berhubung gue baru dua tahun kerja sama Pak Zaffran gue gak tau pastinya. Mungkin karyawan yang lebih senior tau. Yang pasti dulu di tahun pertama gue kerja tu cewek emang suka beberapa kali nyamperin Pak Bos di kantor. Tapi entah kapan tepatnya dia udah gak pernah balik lagi ke kantor”
Nata memfokuskan dirinya mendengar cerita dari Gema, ia mendengarkan dengan antusias kemudian ber oh ria.
“Di tanggepin gak kak?”
Gema menggeleng kemudian melanjutkan cerita “tiap kali tu cewek dateng pak bos selalu ngehindar terus bahkan pernah sekali dia samoe bentak cewek itu karena risih di kintilin mulu”
Nata terdiam memikirkan lagi perempuan seperti apa yang selama ini mengganggu suami nya saat dia tida ada? Apakah lebih cantik dari dia? Atau perlukah dia menanyakan hal itu langsung kepada suaminya nanti?
“Yuk Nat turun, udah sampe”
Gema membuka sabuk pengamannya, menarik rem tangan dan menunggu jawaban dari orang disebelahnya. Dia menoleh kesamping saat dirasa Nata tidak merespon perkataannya. Dilihatnya ternyata Nata sedang terdiam melamun dan menerbangkan pikirannya entah kemana.
“Nat?”
“Mau gue bukain?”
Nata seketika tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Gema. “Eh gak usah kak” kemudian langsung meraih knop pintu mobil Gema dan beranjak turun, namun baru saja pintu mobil terbuka sedikit Nata kembali mendengar perkataan Gema.
“Gak usah di pikir, Nat. Pak Bos orangnya setia kok” Nata tersenyum mendengar perkataan tiba-tiba Gema kemudian terkekeh dan menjawab
“gue paham kak hehe”
; markablee